Saturday, April 8, 2017

Episode 15 Novel Rainbow Star

*      MENGHADAPI GAVIN – 2



Ukuran monyet itu sebetulnya masih jauh lebih kecil dibanding patung gorilla, hanya saja monyet itu menjadi musuh yang tangguh karena ia bukanlah sebuah patung yang hanya diam semata. Sementara itu tenaga dalam keempat pemegang Rainbow Star sudah mulai terkikis untuk melakukan kinesis. Untunglah usaha Vera membuahkan hasil, kosmo Mulai sadarkan diri. Vera tersenyum lega.

      “Kerja bagus Vera..” Kakek Jerolin berkata bangga. Sedangkan Ling-ling yang melihat itu semakin bertambahlah rasa irinya, karena Vera rupanya tak hanya kuat, tapi ia bisa diandalkan.

      Kosmo tiba-tiba muntah, ia mengeluarkan lendir-lendir hitam. Zoodam milik Kosmo pun mulai sadarkan diri, meskipun begitu keadaan mereka masih begitu lemah.

      “Kalian istirahat saja dulu disini…” Vera berkata. Berdiri. Siap membantu menghadapi monyet raksasa.

***

            Monyet raksasa itu begitu tangguh dan lincah. Setiap hentakan kakinya menimbulkan guncangan-guncangan hebat. Tanah yang tadinya lapang dan hijau sebagian telah hancur akibat ulahnya. Feri, Vera, Ling-Ling, Andet dan Jerolin cukup kewalahan dalam menghadapinya. Serangan-serangan mereka Nampak tak membuat monyet raksasa tersebut akan kalah. Sementara itu tenaga dalam mereka benar-benar tinggal sedikit lagi karena menghadapi ribuan monyet barusan. Keempat pemegang Rainbow star hanya menyerang menggunakan senjata pusaka.

            “Nampaknya Gavin melakukan ini untuk mengundur waktu, kalian semua langsung saja kesana.. Urusan monyet raksasa ini biar aku yang menghadapinya. Kau bisa membuat jalan melalui jalur tanah, Feri..” Jerolin berkata sembari mengelak dari serangan monyet raksasa. “Karena tidak akan bisa melewati monyet raksasa ini melalui jalur udara”

Feri mengangguk, menyuruh Lion untuk membuat jalur tanah. Lion tanpa diperintah kedua kali langsung menggali lubang. Semua pemegang Rainbow star memasuki lubang, kecuali Jerolin, karena Monyet raksasa pasti akan mengejar jika tidak ada yang menghalanginya.

            Beberapa lama setelah menggali Lubang, Lion Keluar. Feri dan yang lainnya keluar dari tanah. Lion mengecil dan kembali terbang ke samping Feri. Sekarang Vera, Feri, Ling-Ling dan Kosmo telah sampai di hadapan patung gorilla – Kosmo sendiri sudah sembuh, tanaman obat yang diekstrak Vera benar-benar membantu banyak. Dan ternyata, dilihat dari jarak dekat patung Gorilla raksasa tersebut jauh lebih besar. Beberapa orang membatu disitu, Mereka semua bersembunyi di belakang batu-batu tersebut.

            “Selanjutnya apa..?” Feri bertanya pelan.

            “Kita hancurkan patung itu..” Andet menjawab sembari mengeluarkan pedang.

            Celaka, pembicaraan mereka didengar oleh Monyet-Monyet sebelum Andet dan yang lainnya membuat suatu rencana. Monyet-monyet mulai turun menyerbu bagaikan air bah. Mau bagaimana lagi, mau tidak mau mereka harus menghadapi monyet-monyet itu terlebih dahulu sebelum menyentuh patung gorilla.

            “Apapun yang terjadi jangan sampai melukai orang-orang itu..” Andet sudah meloncat, mengeluarkan api ke arah monyet. Beberapa monyet  itupun hangus terbakar. Yang lainnya ikut menyerang dengan sisa kekuatan terbatas. Selain Kosmo, Kosmo merasa bahwa energinya bertambah dua kali lipat setelah meminum obat dari Vera. Suara monyet riuh memenuhi langit, Vera berusaha mengamankan orang-orang yang telah menjadi batu dengan mengumpulkannya ke satu tempat menggunakan kekuatan tanaman agar tak ada korban.

            Feri memainkan toya dengan begitu lihai, beberapa monyet terpelanting karena tongkat dari feri. Tongkat itu diputar cepat menjadi pertunjukan yang luar biasa. Dari semua pemegang Rainbow Star Feri memang yang paling apik dalam seni bela dirinya. Tidak heran, karena sebelumnya laki-laki remaja keren ini memang sudah ikut pencak silat sebelumnya, itulah mengapa Feri sangat senang saat tahu bahwa ia mempunyai kekuatan ‘tak masuk akal’ itu.

            Sementara itu Jerolin tengah kewalahan menghadapi monyet raksasa, berkali-kali ia terpental akibat pukulannya. Jerolin tidak terlalu mempunyai kemampuan tinggi dalam bertarung, namun ia terus mencoba untuk mengalahkan monyet raksasa itu. Jerolin kembali berdiri setelah berkali-kali terpental, merubah diri menjad kucing, mengaung galak menampakkan gigi-gigi runcing. Melompat ke bahu monyet raksasa, Jerolin menggigit bahu monyet raksasa. Monyet meraung kesakitan, tangannya yang besar lantas dipukulkan ke arah Jerolin,  Jerolin kembali terpental untuk kesekian kalinya. Monyet raksasa melangkah mendekat untuk menghajar Jerolin lagi. Jerolin terengah-engah, rasa-rasanya ia tidak akan sanggup lagi untuk melawan. Tinggal Beberapa langkah lagi kaki monyet raksasa menginjak tubuhnya, Jerolin sudah pasrah.

            “Paling tidak aku sudah berhasil melatih para pemegang Rainbow Star..”Jerolin sudah pasrah jika monyet raksasa itu akan membunuhnya.

            Disaat kaki Monyet raksasa hampir menyentuh tubuh Jerolin yang sudah pasrah, seakan tidak ada harapan lagi. Seseorang yang tidak dikenal langsung menerjang monyet raksasa, terjangannya itu begitu dahsyat sampai-sampai monyet raksasa langsung mati dengan hanya satu kali tendangan. Mata tua kakek Jerolin membesar melihatnya.

            Terlihatlah satu orang pemuda berdiri. Menghampiri Jerolin, membantu tubuh tua Jerolin untuk berdiri.

            “Luar biasa.. Tendanganmu barusan benar-benar luar biasa..” Jerolin berkata penuh takjub.

            “Lefi.... Nama saya Lefi, kek” Katanya tersenyum ramah.

            “Ohh..Terima kasih Lefi karena sudah menyelamatkan kakek tua ini”

            “Sama-sama kek.. Sudah tugas saya membantu orang-orang baik seperti kakek... Saya harus pergi, kek. Ada banyak yang harus saya kerjakan..” Pemuda itu langsung berlari tanpa Mendengar pertanyaan dari Jerolin.

            Mata tua Jerolin terus menatap punggung pemuda itu yang sudah hilang. Ia tidak mengenal siapakah pemuda itu dan darimana asalnya.

***
           
            “Bocah-Bocah penganggu..” Gavin mulai geram akan kehadiran anak-anak pemegang Rainbow Star. Ia merubah diri menjadi Gorilla raksasa dan mulai menghantam salah satu dari anak-anak pemegang Rainbow Star.

            “LINGGG-LINGGG” Kosmo berteriak. Ling-Ling tergeser beberapa meter. Mulutnya mengeluarkan darah terkena hantaman Gavin.

Kosmo mendengus kesal, ia mengeluarkan kapak besar. Menghantam tangan Gorilla raksasa, tangan raksasa itu Robek. Gavin menjerit kesakitan. Tak hanya itu, Kosmo langsung mengeluarkan kinesisnya. Angin kencang ikut merobek-robek kulit gavin. Meskipun begitu, tak berarti Gavin kalah. Gavin menghantamkan kakinya ke arah kosmo, tanah-tanah retak karenanya. Kosmo langsung mengelak, menunggangi Dabo.

            Tidak berapa lama Jerolin datang.

            “Dabo… Antarkan aku ke atas..” Kata Jerolin. Dabo turun dan Jerolin Melompat ke punggungnya, duduk di  belakang Kosmo.  “Kau bisa mendekat ke arah Patung Gorilla?” Tanya kakek Jerolin.

            “Tentu..”

Dabo langsung melesat ke arah patung. Sialnya, ketika di atas monyet raksasa terbang menghadang mereka, menggigit ekor Dabo. Kosmo mengendalikan angin untuk membuat monyer terbang itu terpental. Setelah sedikit terpental tak membuat Monyet raksasa menyerah, ia kembali mengejar Dabo. Dabo mempercepat terbangnya dan terjadilah aksi saling kejar-kejaran.

            “Pegangan yang erat..” Dabo berteriak.

Sebelum Kakek Jerolin dan Kosmo siap, dabo sudah mempercepat laju terbangnya membuat tubuh Jerolin dan Kosmo hampir terjatuh. Dabo menuntun laju Monyet raksasa ke arah patung gorilla. Dan berhenti persis di kepalanya.

            “Ayo monyet jelek, kau harus mempercepat laju terbangmu yang lambat..” Dabo memanas-manasi monyet terbang. Monyet terbang mendengus dan mempercepat lajunya. Ketika monyet raksasa merentangkan tangan hendak menangkap Dabo, Dabo mengelak. Dan monyet raksasa berdebam menghantam kepala patung gorilla, lalu terjatuh. Dabo, Jerolin dan Kosmo tertawa.

            “Cepat arahkan aku ke kening patung itu..”

            “Siap..” Kata Dabo dan mulai terbang mengarah ke kening patung gorilla yang sebentar lagi selesai.

            “Jangan bergerak..” Kata Jerolin.

            Monyet-Monyet yang melihat itu mulai melempari dengan tanah-tanah. Dabo mengelaki.
            “Jangan bergerak..!!” Kata Jerolin lagi.

            “Tidak bisa, monyet-monyet jelek itu melempari kita.

            “Biar aku yang urus itu. Kau hanya tenangkan dirimu..” Kosmo mengendalikan angin, melempar balik lemparan Monyet-Monyet. Jerolin mengeluarkan bintang hitam, dan mengangkatnya. Cahaya hitam mulai muncul, mengarah ke kening patung gorilla, perlahan cahaya itu membesar. Mulailah terjadi sesuatu pada patung gorilla, sedikit-demi sedikit terjadi retakan dan beberapa waktu kemudian, patung gorilla itu mengalami guncangan dahsyat.

            “Tutup telinga kalian..” kata Kakek Jerolin.

            Sebelum Kosmo menutup telinga ledakan dahsyat terjadi. Suaranya memekakkan telinga, guncangan besar terjadi, Perlahan seluruh monyet menghilang. Orang-Orang yang berubah menjadi patung perlahan kembali menjadi manusia.

            “TIDAKK!!!” Gavin berteriak kesal.

            Andet, Vera, Feri, Ling-Ling mengerahkan tenaga yang tersisa. Menyerang Gavin yang lengah. 4 Kinesis berbeda mengarah ke Gavin -- . Gorilla raksasa terpelanting jauh, menyusut menjadi manusia lagi. Mulut Gavin berdarah, seluruh tubuhnya mengalami luka-Luka. Andet, Vera, Feri dan Ling-Ling Terduduk lemas.


            “Akan kubalas Semua Ini..” Gavin meringis kesal dan menghilang.  Melarikan Diri.

Bersambung... BACA Episode 14 DISINI

No comments:

Post a Comment